beranda
/
artikel
/
podcast
/
tentang
/
cari
Kesehatan Masyarakat

Kemajuan Teknologi: Pedang Bermata Dua untuk Kesehatan Indonesia

Apr 13, 2021
/
5 min read
cover article

cover Kemajuan Teknologi: Pedang Bermata Dua untuk Kesehatan Indonesia

Intro
Berharap bahwa teknologi akan menyelesaikan semua masalah di bidang kesehatan agaknya berlebihan

Perkembangan teknologi di bidang kesehatan sedikit banyak telah mengubah perilaku penyedia layanan kesehatan dan pengguna layanan. Penerapan teknologi pada aspek kesehatan juga mulai banyak digunakan, misalnya smartwatch, yang dulunya identik dengan alat bantu produktivitas kerja saja, sekarang telah ditambahkan fitur pengukur denyut jantung, jumlah langkah harian, hingga pengukur jumlah konsumsi air per hari. Pengaplikasian teknologi di bidang kesehatan diharapkan mampu merubah perilaku yang berkaitan dengan kesehatan penggunanya hingga akhirnya dapat berdampak bagi peningkatan kesehatannya.

Selain perilaku individu yang berubah, munculnya inovasi bidang kesehatan berbasis teknologi telah mengubah bagaimana layanan kesehatan diberikan dan layanan itu diterima oleh masyarakat. Jarak dan waktu mampu dimanipulasi dalam memberikan layanan kesehatan bagi masyarakat yang membutuhkan. Klinisi bisa memberikan pelayanan kesehatan dan diterima oleh pasien langsung secara virtual. Dengan semua kemajuan ini tentulah tidak berlebihan jika kita bertanya, mungkinkah perkembangan teknologi ini dapat menyelesaikan masalah ketimpangan di Indonesia yang sudah menjadi masalah puluhan tahun? 

Permasalahan Informasi dan Layanan Kesehatan di Indonesia

Permasalahan utama di bidang kesehatan adalah layanan kesehatan yang tidak dapat dirasakan secara merata. Kendala utama yang menjadi penyebab tidak maksimalnya akses oleh semua orang adalah keterhubungan yang masih terbatas, sebaran sumber daya yang tidak merata dan kondisi geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan. Seluruh permasalahan tersebut memiliki satu benang merah yaitu tidak meratanya infrastruktur pembangunan. Di setiap daerah di Indonesia, masih banyak ditemui wilayah yang kondisinya “terisolasi” karena akses jalan yang belum ada atau fasilitas kesehatan utama yang belum tersedia, belum lagi masalah akses listrik dan internet yang juga belum dapat dinikmati secara merata. Data Kemenkominfo bahkan menyebutkan, 11% wilayah Indonesia belum terjangkau sinyal seluler, dan 433 desa juga belum dapat layanan aliran listrik

Jumlah penduduk indonesia yang saat ini mencapai 270 juta jiwa tentunya menambah peliknya permasalahan ini. Lebih banyak penduduk artinya lebih banyak tenaga kesehatan yang dibutuhkan. Saat ini rasio dokter dan pasien di Indonesia hanya 0,4 per 1000 penduduk, menempatkan Indonesia di peringkat ke 2 terendah di Asia Tenggara. Belum lagi sebaran dokter yang tidak merata, gap rasio dokter antara di wilayah perkotaan dengan wilayah pedasaan berbeda jauh.

Program Nusantara Sehat yang dicanangkan pemerintah memiliki semangat yang baik untuk menghilangkan ketimpangan, tetapi terlalu kecil untuk memiliki efek jangka panjang. Masalah ketimpangan telah terjadi puluhan tahun dengan akar masalah yang multifaktor, solusi yang hanya menyasar pada bidang kesehatan tidak akan banyak memiliki efek. 

Teknologi, dewasa ini sering dijadikan primadona yang digadang-gadang akan menyelesaikan banyak masalah kesehatan di Indonesia. Namun, melihat fakta sebaran layanan listrik dan internet seperti yang sudah dikutip di atas, maka jika teknologi dianggap sebagai “Messiah” untuk menyelesaikan masalah kronik di sistem kesehatan kita, ketimpangan yang terjadi memiliki potensi untuk menjadi lebih besar. Kalangan yang memiliki literasi digital yang baik akan semakin maju, sementara mereka yang bahkan tidak mengenal apa itu internet, akan semakin tersisih dan tak terjangkau layanan kesehatan. 

Perkembangan Teknologi di Bidang Kesehatan dan Problematikanya

Berkembangnya teknologi banyak memunculkan inovasi di bidang kesehatan. Artificial intelligence, Virtual Reality dan Augmented Reality pada praktek kedokteran, Genome sequencing hingga penggunaan robot untuk membantu kinerja tenaga kesehatan sudah berkembang sangat pesat. Pengunaan teknologi ini memberikan keuntungan untuk klinisi, pasien juga ilmuwan yang mengembangkan.

Di Indonesia, pemangku kebijakan sebenarnya sangat mendukung proses digitalisasi layanan kesehatan. Kemenkominfo misalnya, telah membuat suatu program bernama Palapa ring. Suatu mega proyek yang bertujuan menyambungkan seluruh wilayah Indonesia dalam jaringan. Secara tidak langsung, program ini juga mendukung proses digitalisasi bidang kesehatan.

Penerapan teknologi ini bertujuan mempersingkat dan mempermudah pengguna layanan kesehatan mendapatkan apa yang dibutuhkan, tetapi tidak jarang implementasinya membawa masalah. Kendala muncul dari pelaksana dan pemangku kebijakan di tingkat daerah yang kadang kurang sigap membuat regulasi atau kebijakan, sehingga terkadang kebijakan dengan fasilitas yang tersedia tidak sinkron

Di sisi lain, jika pelayanan informasi kesehatan ditransformasi menjadi digital.  Kerahasiaan data rekam medis (Medical Record)  perlu diutamakan. Sayangnya, sampai saat ini belum ada undang-undang yang secara jelas mengatur kerahasiaan data pribadi, membuat kerahasiaan rekam medis ini berisiko besar untuk bocor. Inilah salah satu faktor utama banyak fasilitas kesehatan yang belum bersediamembuat sistem layanan kesehatannya menjadi digital. Resiko kebocoran data pribadi masih menjadi satu masalah yang sampai saat ini belum terselesaikan.

Apa yang Harus Dilakukan di Masa Mendatang?

Pemanfaatan teknologi di bidang kesehatan telah terbukti membawa dampak positif sebagai salah satu sarana edukasi yang cukup efektif. Namun di sisi lain, kemajuan ini dapat menjadi pedang bermata dua untuk semakin melebarkan ketimpangan akses informasi dan layanan kesehatan. Herman Saksono, PhD pada podcast Relatif Perspektif menyampaikan bahwa teknologi tidak akan bisa menyelesaikan masalah kesehatan yang berakar multifaktorial dengan banyak faktor determinan sosial yang saling mempengaruhi. Menyelesaikan kesenjangan kesehatan ini tidak cukup hanya dengan kebijakan-kebijakan jangka pendek yang berisi langkah-langkah instan dan menyelesaikan masalah di permukaannya saja. 

Masalah yang perlu diselesaikan diantaranya infrastruktur yang belum memadai, akses jaringan internet yang belum merata, SDM yang belum mencukupi dan kebijakan atau regulasi yang belum jelas.  Perlu dirumuskan kebijakan dengan berbagai pihak terkait, karena kesehatan jelas bukan tanggung jawab 1 pihak saja, pelibatan seluruh stakeholder mutlak diperlukan dalam menyusun kebijakan itu, agar solusi yang dihasilkan tidak disertai dengan masalah baru. Jangan sampai anggapan yang selama ini kita yakini bahwa teknologi adalah sang “Messiah” dan solusi untuk mengikis kesenjangan pelayanan kesehatan justru menjadi faktor yang memperlebar kesenjangan itu sendiri.

article lainnya
post cover
Jan 5, 2022
/
1 minutes

Cukai Minuman Berpemanis untuk Kehidupan yang Lebih Manis

Wacana cukai minuman berpemanis kembali dicetuskan, apakah kebijakan ini merupakan solusi untuk menurunkan angka kejadian diabetes melitus dan obesitas di Indonesia?

Kesehatan Masyarakat
post cover
Jan 4, 2022
/
1 minutes

Waspada Tanpa Panik: Menyikapi Omicron dengan Bijaksana

Situasi wabah dapat mengancam kesehatan mental kita. Oleh karenanya, tidak hanya dengan menjaga protokol kesehatan, kita juga perlu mengantisipasi derasnya arus informasi dengan membaca artikel yang tidak hanya terkini, namun juga menyajikan fakta yang berimbang.

Kesehatan Masyarakat
post cover
Dec 12, 2021
/
1 minutes

Bagaimana Krisis Iklim Bisa Mempengaruhi Kesehatan Kita?

“Climate change is first and foremost a health crisis”

Krisis Iklim
Instagram
/

Relatif perspektif ⓒ 2020 All right reserved