Sebanyak 7.238 kasus HIV/AIDS di Indonesia pada tahun 2010-2016 terjadi pada anak. Angka ini masih cukup tinggi, dan menyebabkan kasus HIV/AIDS pada anak membutuhkan perhatian lebih. Simak diskusi kali ini bersama Ayu Oktariani, koordinator nasional Ikatan Perempuan Positif Indonesia (IPPI).

Pendahuluan

IPPI berdiri tahun 2006 ketika di Indonesia baru fokus pada kelompok kunci penularan HIV, yaitu pekerja seks, pengguna NAPZA, dan LGBT. Padahal banyak di luar sana yang tidak termasuk pada kelompok ini seperti perempuan yang terkena HIV/AIDS dari suaminya atau anak-anak yang dilahirkannya. IPPI didirikan untuk menjadi wadah untuk kelompok ini dan mengisi blindspot dari layanan perempuan dengan HIV

Tantangan Terbesar Perempuan dengan HIV

Perempuan dalam keluarga yang patriarkal memiliki nilai tawar yang lebih rendah termasuk dalam pengambilan putusan. Apalagi jika perempuan tersebut terkena HIV, maka kerentanan untuk terjadinya diskriminasi dan stigma negatif yang dihadapi di masyarakat semakin meningkat. Perempuan dengan HIV jika ingin memutuskan untuk menikah dan punya anak akan semakin mendapat tekanan yang berat di masyarakat. Mayoritas anak yang lahir dari perempuan HIV dibebankan sepenuhnya pada pihak perempuan.

Mencegah Transmisi HIV dari Ibu ke Anak

Transmisi HIV dari ibu ke anak dapat dicegah. WHO telah mengeluarkan panduan untuk memungkinkan transmisi ini. Dibutuhkan dukungan dari banyak pihak untuk mengoptimalkan pencegahan transmisi ini.