Ketika mendapatkan sentuhan pada area vagina, atau saat pemeriksaan umum oleh dokter kandungan seperti USG transvaginal, pemeriksaan spekulum (cocor bebek), papsmear, dan penetrasi penis pasangan akan terjadi mengetat atau mengejang pada otot vagina. Pembahasan terkait kondisi ini masih dianggap tabu di masyarakat. Bahkan, belum banyak dokter dan tenaga kesehatan yang tahu tentang vaginismus. Pada episode ini kami berbincang dengan dr. Robbi Asri Wicaksono, SpOG

Pendahuluan

Vagina dapat terjadi penetrasi kapan saja walaupun perempuan sedang tidak rileks. Diagnosis vaginismus mudah ditegakkan berdasar pengalaman atau keluhan yang dikeluhkan pasien. Tidak diperlukan pemeriksaan khusus untuk mendiagnosisnya

Kesadaran dan Pengetahuan tentang Vaginismus di Indonesia

Perempuan dengan kegagalan penetrasi sering mendapat perilaku yang buruk sehingga kadang walaupun sudah tahu bahwa ia memiliki keluhan vaginismus, diagnosis sering terlambat ditegakkan. 93% penderita vaginismus mendapat respon negatif saat pertama kali berobat seperti disepelekan, mengada-ada, atau dipaksa melakukan pemeriksaan fisis pada vagina.

Penyebab Vaginismus

Sampai saat ini fakta ilmiah yang menyebabkan terjadinya vaginismus tidak ada. Sering dikatakan vaginismus disebabkan karena pikiran atau trauma psikis, tetapi data di lapangan hanya 1% penderita vaginismus yang memiliki pengalaman buruk atau trauma. Yang terjadi biasanya malah sebaliknya, gangguan psikis pada pasien dengan vaginismus terjadi setelah pasien terdiagnosis dengan vaginismus.

Bisakah Deteksi Dini Vaginismus Dilakukan?

Deteksi dini vaginismus tidak etis untuk dilakukan. Tidak etis untuk menyarankan perempuan melakukan aktivitas seksual lebih dini atau melakukan pemeriksaan melalui vagina jika memang tidak ada indikasi. Fakta bahwa vaginismus dapat diketahui saat terjadinya penetrasi tidak serta merta membuat perempuan harus melakukan coba-coba penetrasi lebih dini.

Dampak Terjadinya Vaginismus

Dampak yang ditimbulkan oleh vaginismus meliputi medis, psikologis, juga sosial. Masalah medis seperti sulitnya dilakukan pemeriksaan melalui vagina untuk diagnosis penyakit organ reproduksi. Umumnya respon pasien sekitar yang mengalami vaginismus tidak suportif bahkan cenderung buruk sehingga hal ini menimbulkan trauma pada penderitanya. Penderita vaginismus juga sering disalahkan atas penyakitnya bahkan dikucilkan dari pergaulan sosial.

Terapi untuk Pasien dengan Vaginismus

Sampai saat ini belum ada obat yang terbukti efektif untuk terapi vaginismus. Namun, penderita vaginismus dapat dilakukan penatalaksanaan dengan tindakan dilatasi menggunakan alat bantu untuk meregangkan otot vagina yang mengalami kekakuan.

Rekomendasi Buku dan Film dari dr. Robbi

Film yang direkomendasikan untuk ditonton The Judge.

the judge.jpeg