beranda
/
artikel
/
podcast
/
tentang
/
cari
Kesehatan Jiwa

Eps. 49 Psikosomatik: Sakit di Badan Bisa dari Pikiran? (Bersama dr. Andri, SpKJ, FAPM)

Feb 8, 2021
/
29:48 audio
0:00
/
0:00

putar audio podcast Eps. 49 Psikosomatik: Sakit di Badan Bisa dari Pikiran? (Bersama dr. Andri, SpKJ, FAPM)

cover podcast

cover podcast Eps. 49 Psikosomatik: Sakit di Badan Bisa dari Pikiran? (Bersama dr. Andri, SpKJ, FAPM)

Intro
Bagaimana bisa gangguan di pikiran menyebabkan keluhan di badan?

Pentingnya mengenali dan memahami keselarasan hubungan antara pikiran dan tubuh

Psikosomatik berasal dari dua kata psiko/psyche yang artinya psikis/jiwa dan soma yang artinya raga/tubuh. Jadi psikosomatik berkaitan dengan interelasi dan interaksi antara fenomena kehidupan psikis (jiwa) dan somatik (tubuh) dalam keadaan sehat maupun sakit. Gejala psikosomatik yang biasanya dirasakan adalah sesak napas, jantung berdebar kencang, mual dan lain sebagainya. Gejala yang muncul bisa satu gejala saja atau bisa beberapa gejala. Apapun gejala yang dirasakan, penderita memiliki pikiran, perasaan, atau perilaku berlebihan yang terkait dengan gejala-gejala itu, yang menyebabkan masalah yang signifikan.

Pendahuluan

Dalam Diagnostic And Statistic Manual of Mental Disorders edisi kelima (DSM V) istilah psikosomatis telah digantikan menjadi gejala somatik dan gangguan terkait. Psikosomatik ditandai dengan gejala somatik yang sangat mengganggu atau mengakibatkan gangguan fungsi yang signifikan, serta pikiran, perasaan, dan perilaku yang berlebihan dan tidak proporsional mengenai gejala-gejala tersebut.

Apa yang dimaksud dengan gangguan psikosomatik?

Menurut DSM 5, somatic symptom disorder merupakan gangguan somatik yang diakibatkan karena kondisi psikologis, menggambarkan bagaimana pikiran atau sistem saraf pusat akan bisa terpengaruh jika mengalami stres yang berkepanjangan. Gejala fisik bisa terlihat walaupun sebenarnya kondisi fisiknya baik-baik saja. Contoh gejala yang bisa dialami adalah berdebar-debar atau gangguan di lambung. Ketika dilakukan pemeriksaan, jantung memang berdebar kencang tapi tidak ada kelainan dan asam lambung tinggi tapi tidak ada luka ataupun yang berkaitan dengan masalah lainnya.

Faktor-faktor yang bisa mempengaruhi terjadinya psikosomatik

Di dalam tubuh kita, ada hubungan antara sistem saraf pusat dengan kondisi yang berkaitan dengan fungsi tubuh yang lain. Baik kondisi psikologis dan fisik, keduanya berjalan selaras. Ketidakseimbangan yang terjadi di dalam tubuh bisa menyebabkan munculnya gejala psikosomatik.

Mengapa gejala psikosomatik yang dialami tiap orang berbeda-beda?

Gejala yang biasanya timbul berkaitan dengan sistem saraf otonom dalam tubuh kita, seperti pada jantung, lambung, paru-paru sehingga seringnya muncul gejala seperti jantung berdebar, mual, muntah, kembung, dan sesak napas. Gejala yang muncul di tiap orang bisa berbeda-beda dipengaruhi kerentanan dari tiap orang yang berbeda juga tergantung dengan faktor genetik bawaan orang tersebut. 

Pendekatan untuk pengobatan psikosomatik

Pendekatannya dilakukan bersama-sama, baik pendekatan psikologis, maupun pendekatan terhadap kondisi tubuh (soma). Perlu penanganan yang selaras karena pengobatan gangguan psikosomatik adalah pengobatan interdisiplin atau terintegrasi (integrated medicine)

Kapan harus curiga kalau kita mengalami gangguan psikosomatik?

Kondisi fisik bisa mempengaruhi psikologis, kondisi psikologis juga bisa mempengaruhi fisik. Kalau keluhan fisik yang dirasakan itu berlanjut atau berulang padahal sebenarnya kondisi fisiknya baik-baik saja, maka harus mulai aware apakah gejala fisik yang dialami berkaitan dengan kondisi psikologis.

Manajemen stres yang baik untuk mencegah psikosomatik

Konsepnya selaras, jika otak bekerja dengan seimbang maka tubuh juga akan berfungsi sebagaimana adanya. Untuk spiritual approach, bisa menggunakan mantra ikhlas, sabar, dan sadar. Apabila mengalami kondisi yang tidak nyaman, maka orang tersebut harus ikhlas dan menerima apa adanya bahwa kondisi itu memang terjadi dan sudah harusnya terjadi, dengan izin Tuhan. Keadaan baik maupun buruk bisa diterima dengan lapang dada. Ketika kita berlapang dada, otak kita akan tenang menerimanya sehingga sistem respon negatif terhadap situasi, yaitu amygdala di sistem saraf pusat, tidak terlalu aktif. Sehingga sistem saraf otonom juga tidak terlalu aktif dan gejala-gejala psikosomatik tidak akan muncul. Sabar juga berkaitan dengan ikhlas. Jika sedang stres, sesuatu yang kita persepsikan jelek akan merangsang amygdala untuk mengaktifkan sistem saraf otonom secara berlebihan. Selain itu, kita juga harus sadar. Karena jika kita tidak sadar, maka kita akan menjadi kurang aware dengan keadaan kita, melakukan apapun dengan asal saja dan tidak fokus sehingga bisa menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan di sistem saraf pusat.

Rekomendasi Buku dan Film

Buku yang direkomendasikan adalah Resilient dari Rick Hanson, Ph.D. Buku ini sangat membantu untuk menyadarkan kita bagaimana membangun ketahanan kita terhadap stres. Film yang direkomendasikan adalah It’s A Wonderful Life yang menceritakan tentang makna seseorang dalam kehidupan ini. Kita semua punya makna untuk orang lain, jadi cintai diri kita dengan baik, salah satunya dengan menjaga pikiran dan perasaan kita.

podcast lainnya
post cover
Jun 23, 2022
/
46:52 audio

Eps. Spesial Teror Iklan Rokok di Internet

Berbagai strategu dijalankan untuk menunjang kegiatan pemasaran rokok supaya dapat mencapai dan mempengaruhi anak muda, salah satunya melalui internet dan platform digital.

Kesehatan Masyarakat
post cover
Dec 18, 2021
/
28:48 audio

Eps. 68 Omicron Joined The Club (PART 2)

Kemunculan varian baru Omicron menjadi alarm bagi pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dini terkait tingkat penularan, gejala, dan faktor-faktor pemicu serta risiko reinfeksi yang diakibatkan oleh mutasi Omicron, dan bagaimana vaksin dapat mencegah terjadinya tingkat reinfeksi dan keparahan risiko yang lebih tinggi. Simak episode podcast Relatif Perspektif mengenai Mutasi Omicron bersama dr. Endri Budiwan, MPH. (Neglected Tropical Diseases Technical Advisor, RTI Intenational).

Kesehatan Masyarakat
post cover
Dec 18, 2021
/
33:58 audio

Eps. 68 Omicron Joined The Club (PART 1)

Kemunculan varian baru Omicron menjadi alarm bagi pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dini terkait tingkat penularan, gejala, dan faktor-faktor pemicu serta risiko reinfeksi yang diakibatkan oleh mutasi Omicron, dan bagaimana vaksin dapat mencegah terjadinya tingkat reinfeksi dan keparahan risiko yang lebih tinggi. Simak episode podcast Relatif Perspektif mengenai Mutasi Omicron bersama dr. Endri Budiwan, MPH. (Neglected Tropical Diseases Technical Advisor, RTI Intenational).

Kesehatan Masyarakat
Instagram
/

Relatif perspektif ⓒ 2020 All right reserved