beranda
/
artikel
/
podcast
/
tentang
/
cari
Kesehatan Masyarakat

Komitmen Bersama untuk Berhenti Merokok

Jun 5, 2021
/
5 min read
cover article

cover Komitmen Bersama untuk Berhenti Merokok

Intro
Merokok dapat dihentikan dan kita mampu mengusahakannya

Pada 31 Mei 2021 kemarin, Indonesia memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia dengan tema #BeraniBerhenti, mengadaptasi tema internasional Commit to Quit yang bertujuan menumbuhkan dan mendukung inisiatif anggota masyarakat untuk berhenti merokok. Kampanye kesehatan ini bukanlah yang pertama mengusung tema tersebut, sudah banyak deretan kegiatan dengan tema serupa. Namun, nyatanya konsumsi rokok tetap saja tinggi. Pada tahun 2014, ada lebih dari 1 milyar orang di dunia yang menghisap rokok, jumlah ini setara dengan 20% dari total populasi dunia. Sebanyak 800 juta di antaranya merupakan laki-laki. Angka ini kemungkinan akan terus bertambah mengikuti laju pertumbuhan populasi. Di Indonesia saja, terdapat 65,19 juta penduduk yang merokok dengan prevalensi perokok remaja usia 10-19 tahun sebesar 9,1% pada 2018.

Dampak negatif dari merokok sudah jelas. Rokok telah membunuh sekurangnya 100 juta orang di dunia, mayoritas akibat penyakit-penyakit yang risikonya meningkat akibat konsumsi rokok seperti diabetes, penyakit jantung, stroke, kanker, dan penyakit pernafasan. Selain itu, konsumsi rokok juga berperan dalam angka kemiskinan 11,38% di pedesaan dan 12,22% di perkotaan. Bukan sekali dua kali dampak buruk ini mampir di telinga masyarakat, tapi nyatanya masih banyak yang memilih mennyelipkan sebatang rokok di antara bibirnya.

grafik rokok 1.png

Gambar 1. Proporsi Penduduk yang Mengonsumsi TembakauSumber: http://www.tcsc-indonesia.org/wp-content/uploads/2020/06/Atlas-Tembakau-Indonesia-2020.pdf

Nyalakan Lampu Merah

Walaupun masyarakat sudah akrab dengan bahaya rokok, saudara-saudara kita yang terlanjur merokok kerap mengalami kesulitan untuk berhenti. Dari konsumsi harian yang perlahan semakin bertambah, lalu menjadi bagian dari rutinitas harian, sehingga kadang terasa ada yang hilang di saat tidak merokok. Ketika mencoba menghentikan sepenuhnya, kadang ada yang merasakan keluhan seperti pusing, lapar, dan insomnia, sampai terpaksa kembali merokok. 

Mengatasi ketergantungan rokok memang dapat menjadi tantangan yang  berat bagi perokok dan orang-orang di sekitarnya. Namun, tantangan berat bukan berarti tidak dapat dilakukan. Berikut ini adalah beberapa langkah yang mungkin bisa membantu:

  1. Menyusun rencana mandiri

Di era informasi ini, banyak sumber yang memberikan panduan untuk mendampingi para perokok yang ingin menghentikan kebiasaannya. Situs smokefree.org bahkan menyediakan plan maker yang dapat disesuaikan dengan kemampuan masing-masing individu. Dengan memiliki rencana jangka panjang yang bertahap, perokok lebih mudah mempertahankan motivasi yang kadang akan naik-turun.

2. Berkonsultasi juga baik!

Selain melakukan upaya berhenti merokok secara mandiri, para perokok juga dapat dibantu oleh berbagai tenaga kesehatan seperti konselor, perawat, dokter, serta psikiater. Selain membantu perokok untuk berhenti, konsultasi pada tenaga kesehatan juga bermanfaat untuk mendeteksi penyakit-penyakit yang berkaitan dengan rokok, agar dapat segera ditangani.

Kementerian Kesehatan RI pun menyediakan layanan konseling berhenti merokok melalui telepon tidak berbayar. Quit Line Berhenti Merokok dapat diakses di nomor 0-800-177-6565 pada hari Senin-Sabtu pukul 08.00 s.d 16.00 WIB. Berdasarkan evaluasi Kemenkes, jumlah pengguna layanan konseling ini berkisar 10-15 orang per hari dan sekitar 30% berhasil berhenti merokok. Layanan yang gratis dan mudah diakses ini tentu dapat kita sarankan pada rekan-rekan yang ingin berhenti merokok.

3. Mencari (dan memberikan) dukungan lingkungan

Proses berhenti merokok bukanlah sesuatu yang mudah, apalagi bagi mereka yang sudah merokok bertahun-tahun dalam jumlah banyak. Oleh karena itu, lingkungan pun perlu memberikan dukungan bagi mereka. Self-Help Group dapat membantu perokok mendapatkan informasi yang positif seperti manfaat berhenti merokok serta pengalaman langsung dari sesama perokok yang sedang mengusahakan berhenti. Mereka dapat bertukar pikiran, saling berbagi pengalaman, dan bersikap terbuka mengenai tantangan yang mereka hadapi untuk berhenti merokok.

Cara terakhir telah diadaptasi komunitas Smoke Free Agent (SFA) yang bergerak meningkatkan kesehatan masyarakat dengan mendukung perilaku berhenti merokok. Dalam Podcast Edisi Tips Berhenti Merokok #WNTD2021, SFA pernah mengadakan kampanye kreatif yang mengajak orang-orang menuliskan “surat” untuk para perokok yang pernah ada di sekitarnya. Melalui kampanye “To All the Smokers I Have Met Before”, kita bisa mencurahkan isi hati kita kepada orang-orang yang merokok. Dengan SHG, perokok tidak hanya mendapatkan motivasi untuk berhenti dari orang-orang yang tidak merokok, tetapi juga dari sesama perokok sendiri yang memiliki tujuan serupa, yaitu berhasil bebas dari rokok.

Absennya Pengendalian Tembakau

Di Relatif Perspektif, kami selalu menekankan bagaimana kesehatan individu tak pernah lepas dari faktor di luar dirinya. Begitu pun dengan persoalan rokok ini. Kita tak bisa membiarkan tiap-tiap individu perokok berjuang sendiri untuk bebas dari ketergantungan. 

Pemerintah semestinya hadir dalam mengurai permasalahan rokok ini.  Indonesia merupakan satu-satunya negara Asia yang belum mengadopsi konvensi kerangka kerja pengendalian tembakau atau Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) yang diprakarsai WHO. Padahal, konvensi tersebut bertujuan melindungi masyarakat dari dampak buruk konsumsi rokok terhadap kesehatan, lingkungan, sosial, dan ekonomi. Indonesia menduduki urutan keenam sebagai negara penghasil tembakau terbesar di dunia, menghasilkan sekitar 261.439 ton dan 365,5 milyar batang rokok pada tahun 2019, meningkat dari 332,4 milyar batang di tahun sebelumnya. Lemahnya pengendalian tembakau di Indonesia menjadi salah satu penyebab angka perokok di Indonesia semakin tinggi. Kendati konsumsi rokok terus meningkat, pembahasan RUU Pengendalian Tembakau masih ditunda sejak tahun 2011.

Ratifikasi FCTC pun dapat melindungi petani tembakau lokal, yang selama ini kerap “dijual” oleh industri rokok untuk menyokong usahanya. Impor tembakau di Indonesia terus meningkat sejak 1990, sedangkan pertumbuhan produksi lokal stagnan selama 27 tahun karena permintaannya tertekan oleh impor. Selain mendukung pengurangan konsumsi rokok, FCTC mendorong kontrol terhadap impor tembakau tersebut melalui pajak dan tarif impor. Jika konsumsi rokok di Indonesia berkurang, maka petani tembakau pun dapat mencukupi kebutuhan nasional dan menurunkan kebutuhan impor tembakau.

grafik rokok 2.png

Gambar 2. Angka Impor Tembakau. (Sumber: https://theconversation.com/ratifying-whos-framework-convention-on-tobacco-control-could-help-indonesia-reduce-tobacco-imports-benefitting-local-tobacco-farmers-144934

Lenyapkan Asap untuk Kita Semua

Ketergantungan pada rokok memang bukan sesuatu yang mudah untuk diatasi. Meskipun sudah mengetahui dampak negatifnya, dan bahkan mungkin sudah berniat kuat untuk berhenti, sebagian perokok masih menemui kesulitan untuk benar-benar lepas dari rokoknya. Saat ini sudah tersedia berbagai cara dan sarana yang dapat membantu rekan-rekan perokok untuk berhenti. Mereka yang sedang berjuang keras untuk lepas dari rokok bukanlah orang yang lemah ataupun berdosa.  Mari kita bantu mereka mengakses layanan berhenti merokok dan rangkul mereka dalam perjalanan kebebasannya. Selain itu, jangan pernah berhenti menuntut pemerintah untuk memperkuat kebijakan-kebijakan pengendalian rokok.

article lainnya
post cover
Jan 5, 2022
/
1 minutes

Cukai Minuman Berpemanis untuk Kehidupan yang Lebih Manis

Wacana cukai minuman berpemanis kembali dicetuskan, apakah kebijakan ini merupakan solusi untuk menurunkan angka kejadian diabetes melitus dan obesitas di Indonesia?

Kesehatan Masyarakat
post cover
Jan 4, 2022
/
1 minutes

Waspada Tanpa Panik: Menyikapi Omicron dengan Bijaksana

Situasi wabah dapat mengancam kesehatan mental kita. Oleh karenanya, tidak hanya dengan menjaga protokol kesehatan, kita juga perlu mengantisipasi derasnya arus informasi dengan membaca artikel yang tidak hanya terkini, namun juga menyajikan fakta yang berimbang.

Kesehatan Masyarakat
post cover
Dec 12, 2021
/
1 minutes

Bagaimana Krisis Iklim Bisa Mempengaruhi Kesehatan Kita?

“Climate change is first and foremost a health crisis”

Krisis Iklim
Instagram
/

Relatif perspektif ⓒ 2020 All right reserved